Anda masih ingat nama Bill Gates (William Henry Gates III): Pendiri Microsoft yang sangat terkenal dan disebut orang yang paling kaya di dunia, seorang anggota pendiri perangkat halus perusahaan Microsoft. Bill Gate lahir di Amerika Serikat 28 Oktober, 1955.
Yang juga menarik adalah disaat kesuksesannya mendirikan perusahaan Microsoft “Bill Gates Criticism.” Dengan keberhasilan luar biasanya di industri perangkat halus komputer juga terdapat banyak kritik. Dengan filsafat perusahaan ambisius dan agresifnya, Gate atau pengacara Microsoftnya didalam dan dan luar ruang sidang yang berjuang melawan pertempuran legal sejak Microsoft mulai.
Monopoli Microsoft mulai betul-betul menguasai setiap pasar masuk lewat baik akuisisi, taktik perusahaan agresif atau kombinasi mereka. Banyak perusahaan teknologi yang paling besar telah memerangi secara legal tindakan Microsoft, termasuk Apple Computer, Netscape, Opera, WordPerfect, dan Mikro- Sistem matahari. 1
Ketika kiat–kiat Bill Gate yang menjadi perhatian dunia atas kesuksesan dan kritikannya, sepertinya kontroversial terus mengikuti jalan hidupnya sebagaimana pernyataan di seattlepi.com: Gate, yang kemudian menganggap pertumbuhan penduduk sebagai " menghadapi tantangan yang paling besar sebuah planet," menemukan kelompok penelitian yang berbasis di Seattle -- Program untuk yang sesuai Teknologi didalam Kesehatan, atau GARIS EDAR – bekerja di bidang ini. Yayasannya memulai pembiayaan reproduksi dan proyek kesehatan keputerian untuk dunia sedang berkembang.Tetapi itu kontroversial, juga. Pengecam mengkomplain bahwa pertama seorang biliuner Dunia mengatakan Dunia Ketiga untuk berhenti mempunyai banyak bayi. 2
Yang paling juga menghebohkan adalah Bill Gate baru-baru ini membikin "Kubah Bibit Kiamat" di Arctik. Dalam artikel yang ditulis oleh F. William Engdahl : “Satu hal Bill Gate pendiri Microsoft tidak bisa dituduh lamban. Dia sudah memprogram pada usia 14, mendirikan Microsoft pada umur 20 ketika masih sebagai seorang mahasiswa di Harvad. Pada tahun 1995 dia telah terdaftar oleh Forbes sebagai orang terkaya di dunia sebagai pemegang saham terbesar dalam Microsoft-nya, sebuah perusahaan yang dengan kemauan kerasnya mengantarkan usahanya ke dalam monopoli de fakto dalam sistem perangkat lunak untuk komputer pribadi.
Pada tahun 2006 ketika sebagian besar orang pada situasi seperti itu mungkin berfikir untuk pensiun and melancong ke pulauan pasifik yang tenang, Bill Gate memutuskan untuk mengabdikan energinya untuk yayasan Bill dan Melinda Gate nya, dapat dikatakan sebagai sebuah yayasan pribadi yang paling ‘transparan’ di dunia, dengan suatu gebrakan $34.6 milyar sumbangan dan suatu keperluan legal mengeluarkan $1.5 miliar dalam setahun pada proyek-proyek amal di seluruh dunia agar tetap bebas pajak dengan status amal. Hadiah dari teman maupun kolega bisnis, mega-investor Warren Bufferr pada 2006, saham seharga sebanyak $30 miliar pada Buffer’s Berkshire Hathaway menempatkan Yayasan Gates kedalam liga tersebut dimana hal itu menghabiskan hamper seluruh budget tahunan Organisasi Kesehatan Dunia, PBB.
Jadi ketika Gate memutuskan melalui Yayasan Gate untuk berinvestasi sebanyak $30 juta dolar dari uang yang didapat dengan susah payah ke dalam proyek, hal tersebut layak untuk dikaji.
Tidak ada proyek yang lebih menarik saat ini dibandingkan dengan sebuah proyek kepenasaran pada salah satu tempat terpencil, Salvalbard. Bill Gate sedang menginvestasikan jutaan di bank bibit di Laut Barent dekat Samudra Kutup Utara (the Arctic Ocean), kira-kira 1.100 kilometer dari Kutub Utara (the North Pole). Svalbard potongan tandus berbatu yang diklaim oleh Norwegia dan yang diserahkannya pada tahun 1925 melalui perjanjian internasional. 3
Kehawatiran dan sanjungan terhadap Bill Gate tentu membuat banyak pengamat, penulis maupun peneliti semakin menyoroti atas ambisinya di bidang research. Ada beberapa pertanyaan yang mungkin kita perlu mendapatkan lebih banyak sumber dan kehati-hatian dalam dunia riset, hususnya lembaga riset seperti yayasan Bill Gate maupun perusahaan raksasa lainnya.
Kenapa kita perlu berhati-hati dalam melakukan kerjasama penelitian dengan lembaga asing? Tentu kita mempunyai pertimbangan, aturan dan kebijakan yang didasari oleh kajian mendalam secara konprehensip. Salah satu bentuk kehati-hatian seperti tulisan F. William Engdahl yang mengupas tentang ambisi besar Bill Gate "Kubah Bibit Kiamat" di Arctik. “GMO sebagai suatu senjata biowarfare? Sekarang kita sampai pada jantungnya bahaya dan potensi penyalahgunaan tak terpisahkan dari proyek Svalbard untuk Bill Gates and the Rockefeller foundation. Bisakah pengembangan bibit yang dipatenkan untuk sebagian besar tanaman pertahanan besar dunia seperti beras, jagung, gandum, dan makanan biji-bijian seperti kedelai pada akhirnya dipakai dalam bentuk yang mengerikan sebagai perang biologis?
Tujuan nyata melobi egenetika yang didanai oleh para keluarga kaya elit seperti Rockefeller, Carnegie, Harriman dan yang lainnya sejak tahun 1920-an, telah menhasilkan apa yang mereka sebut ‘egenetika negative,’ pembunuhan sistematik dari aliran darah yang tidak dikehendaki. Margaret Sanger, seorang eugenicist cepat, pendiri Planned Parenthood International dan seorang teman karib keluarga Rockefeller, membuat sesuatu yang disebut Proyek Orang Negro 1939, Berpangkalan di Harlem, yang sewaktu dia menceritakan rahasianya dalam sebuah surat kepada teman, semua tentang fakta bahwa, sebagaimana dia menaruh itu, ‘kami mau membasmi penduduk Negro.’
Perusahaan biotek kecil California, Epicyte, pada 2001 mengumumkan perkembangan jagung rekayasa genetic yang terkontaminasi sebuah spermicide yang membuat air mani laki-laki yang memakannya menjadi steril. Pada saat itu Epicyte telah menjalin kerjasama untuk menyebarkan teknologinya dengan DuPont dan Syngenta, dua sponsor Svalbard Doomsday Seed Vault. Sejak itu Epicyte dimiliki oleh perusahaan North Carolina biotech. Yang mengasikkan dalam mempelajari adalah kenyataan bahwa Epicyte telah mengembangkan spermicidal jagung GMOnya dengan dana penelitian dari Departemen Pertanian AS, sama dengan USDA yang, meskipun ditentang dunia luas, terus membiayai pengembangan teknologi Terminator, sekarang dilakukan oleh Monsanto.” 3
Apakah dengan usaha pemerintah dalam memecahkan masalah vaksin flu burung yang beberapa kali mengalami kebuntuan dengan Amerika Serikat yang diwakili oleh Menkes USA, pemerintah melanjutkan negosiasinya melalui yayasan Bill Gate dimana: “Pemerintah Indonesia akan menjajaki kemungkinan menjalin kerjasama dengan Chairman Microsoft, Bill Gates, untuk pengembangan vaksin flu burung untuk manusia. Termasuk di dalamnya mediasi dengan berbagai pihak yang memiliki teknologi maupun stok vaksin, serta membantu pelaksanaan riset terkait dengan pengembangan vaksin.
"Kalau vaksin flu burung untuk unggas itu sudah ada. Ini dengan Bill Gates kita jajaki bagaimana kemungkinan kerjasamanya. Kami akan bicarakan bagaimana teknologi pembuatan vaksin flu burung itu," kata Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie di Jakarta, Selasa (6/5). Bill Gates & Melinda Foundation, yayasan yang didirikan Bill dan istrinya saat ini baru fokus pada riset HIV.
Dalam hal pengembangan teknologi vaksin flu burung untuk manusia tersebut, menurut Aburizal Bakri, Indonesia berhak dan bebas menjalin kerjasama dengan siapa saja. "Semakin banyak yang bisa mengembangkan vaksin flu burung tersebut, semakin baik," kata Menko Kesra.
Bill Gates datang ke Indonesia atas undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada 8-9 Mei 2008 Bill Gates akan hadir pada Microsoft Goverment Leaders Forum (GLF) Asia 2008.”4
Pernyataan Aburizal Bakri ini bertolak belakang dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari sebagaimana yang dia katakana : "Pergerakan ini ternyata menguak ketidakadilan mekanisme pertukaran mekanisme yang telah berjalan selama 50 tahun, dimana negara-negara yang menyumbangkan virusnya tidak bisa meminta hasil penelitian dan tidak dapat mengetahui apa yang terjadi dengan virus yang dikirimkan," katanya. Di sampaikan saat Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari saat peluncuran bukunya yang berjudul "Saatnya Dunia Berubah! Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung".5
Kenapa lembaga riset kita terabaikan?
Jika Indonesia menjadi negara yang mampu membiayai peneliti dan lembaga riset untuk memecahkan beberapa masalah yang paling sukar di Indonesia dan kita akan menaruh siapa dan lembaga mana yang paling mumpuni?
Lembaga reset seperti LIPI dan lembaga reset lainnya yang juga berada di berbagai universitas dimana banyak merekrut tenaga ahli.Pandangan kita untuk membuat kembali Indonesia mempunyai banyak modal, dimana alat dan media memerlukan biaya cukup besar. Sekarang yang sangat krusial adalah dengan vaksin flu burung dan HIV yang masih belum di temukan, Indonesia memerlukan pakar untuk mengelola pengembangan program dan proyek biologi yang dibutuhkan masyarakat.
Tetapi mempertahankan mereka agar tetap bekerja sama dan disesuaikan atas cita-cita dan nilai sama, di tengah-tengah semakin meresahkan mayarakat seperti sekarang adalah tantangan Indonesia.
Tidak ada bagian dari kita yang telah bertambah sama cepatnya dengan usahanya yang paling baru, Perkembangan Global, yang membidik untuk menaikkan atas dasar tidak berorias keuntungan bidang kesehatan dan pendidikan dengan memperbaiki produksi makanan, mendukung bisnis kecil lewat mikro-kredit, dan menambah akses ke komputer dan Internet di perpustakaan.
Salah satu tantangan yang paling besar "menanamkan nasionalisme peneliti kita" di dalam anggota timnya baik yang senior maupun yang paling baru. Di dalam inti adalah kepercayaan di kekuasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memperbaiki taraf hidup dan jiwa bangsa Indonesia.
Bagian paling awal inisiatif perkembangan global baru yang masuk ke dalam wilayah kontroversial, seperti perdebatan mengenai tanaman pangan-tanaman pangan yang terubah secara genetis dan kasus flu burung dimana melibatkan negara-negara lain seperti Amerika Serikat ikut campur tangan didalamnya.
Kasus NAMRU merupakan bagian dari kelemahan pemerintah dalam menempatkan lembaga strategis, tetapi kita bermaksud mengejar pilihan yang mana pun dan dimanapun yangmana bisa menolong kita untuk mencapai cita-cita produktivitas pertanian meningkat dan melindungi ancaman kesehatan masyarakat kita tanpa tergantung terhadap lembaga luar negeri. Tentu upaya itu memerlukan perhatian pemerintah, dan juga pemerintah harus memberi kesempatan dan kemudahan terhadap setiap warga negara tanpa pandang bulu. Karena dengan semakin banyak melakukan aktivitas reset, dikembangkan secara seius dan dipublikasikan, kemudian dibuktikan secara produktiv maka kita akan siap bersaing dengan lembaga-lembaga reset dunia.
1. http://www.woopidoo.com/biography/bill-gates.htm
2. http://seattlepi.nwsource.com/globalhealth/151539_gates08.html “Becoming parents gave world's richest couple a new mission in life” By TOM PAULSON
3. "Kubah Bibit Kiamat" di Arctik. Global Research December 4, 2007
Oleh F. William Engdahl
4. Kompas 6 Mei 2008 “Indonesia Jajaki Riset Flu Burung dengan Bill Gates”
5. Kompas Rabu, 6 Februari 2008 “Menkes Luncurkan Buku”
Rabu, 03 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar